Pages

Senin, 09 April 2018

Review Pertemuan Ketujuh: Bahasa Jurnalistik





Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ....

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, saya bisa kembali menyapa kalian lewat tulisan ini. Nah, pada postingan ini, saya akan mereviem tentang Bahasa Jurnalistik. Apa sih bahasa jurnalistik itu? silahkan disimak pembahasan dibawah ini ....

-------------------------------------------------------------------------------------

Bahasa Jurnalistik ... ?



Memangnya jurnalistik ada bahasanya?

Dalam penulisan berita, ada beberapa syarat dan kriteria yang harus diperhatikan oleh penulis. Berita tidak sama dengan karya tulis lain seperti halnya novel atau cerpen. Berita ditulis menggunakan bahasa Indonesia ragam jurnalistik. mengapa? Karena, berita itu ditulis dengan dengan cara menunjukkan secara jelas apa yang menjadi prioritas utama berita tersebut menurut nilai beritanya (news value).

Ragam bahasa jurnalistik, meliputi:

1.     Menaati aturan ejaan yang berlaku (EYD)
2.    Menaati kaidah tata bahasa Indonesia yang berlaku
3.    Tidak meninggalkan prefiks me- dan prefiks ber-, kecuali pada judul berita
4.    Menggunakan kalimat pendek dan lengkap (subjek, predikat, objek)
5.    Menggunakan kalimat yang logis (berisi gagasan)
6.    Satu paragraf terdiri dari 2 atau 3 buah kalimat
7.    Menggunakan bentuk aktif pada kata maupun kalimat
8.    Kata-kata mubazir seperti adalah, merupakan, dari, daripada, dan sebagainya, dibatasi penggunaannya
9.    Kalimat aktif dan pasif tidak dicampuradukkan dalam satu paragraf
10. Kata-kata asing dan istilah ilmiah yang yang terlalu teknis tidak digunakan. Jika terpaksa harus dijelaskan
11.  Penggunaan singkatan dan akronim sangat dibatasi
12. Penggunaan kata yang pendek didahulukan dari kata yang panjang
13. Tidak menggunakan kata ganti orag pertama
14. Kalimat kutipan diletakkan pada akhir paragraf atau paragraf baru
15. Tidak memasukkan pendapat atau opini sendiri ke dalam berita
16. Segala sesuatu yang menjadi hasil observasi hendaknya dijelaskan secara spesifik melalui bentuk keteranagan dalam kalimat
17. Bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikatif. Jadi harus benar-benar mudah dipahami oleh pembacanya.
 
Kesalahan-kesalahan bahasa pers:
  
Seringkali wartawan atau jurnalis dituduh sebagai perusak bahasa Indonesia. Nah, kesalahan-kesalahan apa sajakah yang sering terjadi dalam pers?
 
1.     Kalimat Rancu
Kalimat racu seringkali digunakan wartawan karena kurangnya kemampuan menggunakan bahasa Indonesia yang benar.
Misalnya kalimat di bawah ini.

Vonis dijadwalkan akan dijatuhi malam ini

Nah, adakah keanehan kata dalam kalimat di atas? Rasanya masih kurang tepat. Yang benar adalah

Vonis dijadwalkan akan dijatuhkan malam ini.

Dalam kaidah bahasa Indonesia, yang pantas diberi kata dijatuhi hanya benda yang hidup dan bernyawa, seperti manusia. Sementara dijatuhkan bebas digunakan pada benda atau sesuatu yang tak bernyawa

2.    Ejaan
Misalnya:

Ferdinand Marcos, mantan presiden Filipina menghembuskan nafas akhirnya di AS dalam usia 72 tahun.

Adakah yang salah dalam penulisan berita di atas? Ya, ada. Yang tepat:

Ferdinand Marcos, mantan presiden Filipina, menghembuskan nafas akhirnya di AS dalam usia 72 tahun.

Kurang apanya kira-kira? Yeah, kurang komanya saja setelah Filipina. Hal sekeci itu hendaknya tidak dilupakan oleh penulis, karena dapat menimbulkan kesalahan dalam penulisannya. Ada satu contoh lagi yang seringkali terjadi dalam penulisan berita, yaitu penggunaan kata di mana.
Misalnya:

Dimana perpustakaan UIN Sunan Ampel?

Yang benar:

Di mana perpustakaan UIN Sunan Ampel?

3.    Kaidah tata bahasa.
Nah, ini yang menurutku sedikit sulit. Kita harus benar-benar mencermati bagian ini.
Misalnya:

Argentina memasukkan 3 gol dan kemasukkan 2 gol.

Yang benar:

Argentina memasukkan 3 gol dan kemasukan 2 gol.

Adakah yang berbeda? tentu ada, pada contoh di atas kata kemasukkan itu tidak benar alias salah, yang benar adalah kemasukan.

4.    Penggunaan kata
Misalnya:

Kasus perkara korupsi itu akan segera dilimpahkan ke pengadilan.

Yang benar:

Kasus korupsi itu akan segera dilimpahkan ke pengadilan.

5.    Susunan kalimat
Misalnya:

Beberapa kali pejabat kementerian itu dilaporan keuangannya dimanipulasi pengeluaran perjalanan dinas.

Jika dibaca, kaliat di atas sepertinya agak ruwet dan kurang jelas. yang benar:

Pejabat kementerian itu beberapa kali memanipulasi pengeluaran perjalanan dinasnya dilaporan keuangan.

Nah, kalau seperti ini kan lebih mudah dipahami oleh pembaca.



Maka sebenarnya, bahasa pers dan bukan pers itu sama saja, yakni sebagai alat untuk menyampaikan pesan.

Maka seharusnya, bahasa pers lebih mudah dipahami oleh pembaca.



Tapi, tetap saja ada yang dengan sengaja memang ‘merusak’ bahasa. Ditandai dengan munculnya koran dan tablid yang menganut Yellow Journalism. Koran dan tabloid ini isinya disamping penuh sensasi tapi juga menyimpang dari kaidah penulisan bahasa jurnalistik.

contoh Yellow journalism

--------------------------------------------------------------------------------------

Sepertinya kita sampai pada akhir pembahasan, itu artinya kita akan berjumpa pada tulisan saya selanjutnya. Terimakasih pada pembaca yang menyimak pembahasan kali ini. Maaf bila ada salah penulisan kata, kalimat, atau penyampaian. Silahkan kalian beri saya saran dan kritik lewat komentar di bawah ini, agar saya bisa memperbaiki tulisan-tulisan saya selanjutnya. Sampai jumpa pada postingan saya pekan berikutnya,,,


Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ...


*6/4/reviewpertemuanke-7
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bimbingan Karir Peserta Didik SD/MI

BAB II PEMBAHASAN A.   Konsep Dasar Bimbingan Karier Peserta Didik di MI/SD        Kari e r sering dimaknai identik dengan kenaika...